
Penilaian Tindakan Kelas
KETRAMPILAN MENULIS TEKS CERAMAH
MENGGUNAKAN
MEDIA BERBASIS VIDEO
PADA SISWA KELAS XI TKRE SMK MA’ARIF SALAM
Oleh
Nita Retmawasari, S.Pd
SMK MA’ARIF SALAM
BAB 1
PENDAHULUAN
Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran wajib
disekolah yang mengajarkan ketrampilan membaca, menulis, menyimak dan
berbicara. Dari empat aspek tersebut masih banyak dari siswa kita kesulitan
dalam melaksanakan aspek ketrampilan pada KD 4. Sebagai seorang guru kita
dituntut kurikulum untuk mampu memberikan pembelajaran, dengan
harapan hasil yang maksimal.
Tetapi dilapangan kita dihadapkan dengan berbagai
persoalan seperti karakteristik siswa hingga rendahnya tingkat pemahaman dan
penyerapan ilmu pengetahuan yang kita sampaikan. Kita sebagai guru dituntut
untuk pandai dari berinovasi memilih media dan sarana dalam pendidikan.
Pada sekolah tempat saya mengajar, SMK Ma’arif
Salam, saya menemukan tingkat ketercapaian yang rendah terutama pada ketrampilan
menulis, Ketrampilan menulis yang rendah terlihat dari siswa masih enggan dan
sulit menuang kan kata kedalam sebuah tulisan.
Menulis
adalah salah satu sarana dalam menyampaikan ide, pendapat, gagasan atau saran
dalam bentuk rangkaian kata dan kalimat. Menulis adalah proses produksi untuk
menghasilkan sebuah karya yang bersumber dari pikiran. Menurut Musaba (Kasupardi, 2010: 4) menulis berarti melahirkan atau
mengungkapkan pikiran atau perasaan melalui suatu lambang (tulisan). Sedangkan
tujuan dari pembelajaran menulis adalah 1)untuk mampu mendapatkan ide atau
pikiran dalam menulis dan 2)untuk mampu melahirkan ide atau pikiran dalam
bentuk lambang.
Ketrampilan menulis, terutama
menulis teks ceramah yang rendah saya
temukan di SMK Ma’arif Salam, Siswa masih sulit menuliskan teks ceramah dengan
baik dan benar. Sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis juga terlihat
kurang bersemangat dan antusias.
Salah
satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasai masalah yang ada adalah suatu
langkah pembelajaran yang mampu memberikan kemudahan siswa dalam hal
pemerolehan ide, gagasan dan pemikiran yang memudahkan siswa mengembangkan
tulisan. Siswa aktif dan bersemangat mengikuti pembelajaran dapat menghasilkan
ketrampilan terutama menulis yang lebih efektif.
Media
berbasis video adalah salah satu cara yang sangat menarik perhatian siswa.
Didalam video kita mampu menampilkan gambar dan audio yang dapat memudahkan
penyerapan pengetahuan yang lebih maksimal.
1.2 Perumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang masalah
di atas, maka rumusan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian adalah sebagai berikut.
1)
Apakah media berbasis video mampu meningkatkan minat dan ketrampilan
menulis teks ceramah pada siswa XI TKRE SMK MA’ARIF SALAM?
2)
Bagaimanakah hasil peningkatan kemampuan siswa kelas XI TKRE SMK MA’ARIF
SALAM dalam menulis teks ceramah dengan menggunakan media berbasis video?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penting untuk dirumuskan agar kita tidak
kehilangan arah dalam penelitian. Tujuan merupakan tolak ukur, pedoman, dan
akhir dari suatu pekerjaan. Tujuan dari penelitian
ini adalah:
1) untuk memperoleh gambaran pembelajaran menulis
teks ceramah dengan menggunakan media berbasis video.
2) untuk
memperoleh gambaran kemampuan siswa membuat teks ceramah
1.4
Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan
penelitian di atas manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1) hasil
penelitian ini dapat dijadikan pengetahuan bagi peneliti khususnya dan bagi
guru pada umumnya; dan
2) hasil
penelitian ini dapat dijadikan bahan pengajaran teks ceramah di SMK Ma’arif
Salam.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Menulis
Menulis pada hakikatnya merupakan kegiatan
menuangkan gagasan, pendapat, perasaan, keinginan dan kemauan serta informasi
kedalam bahasa tulis kemudian mengirimkannya kepada orang lain menurut
(Dalman). Penulis menerjemahkan ide atau gagasan tersebut dalam bentuk bahasa
yang kemudian diwujudkan menjadi sandi sandi. Dalam hal itu, penulis
memanfaatkan sejumlah sarana mekanis bahasa yang terdiri atas paragraf, tata
kalimat, kosa kata, diksi, dan ejaan dalam mengungkapkan ide dan gagasannya.
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka
dengan orang lain. Keterampilan menulis sebagai salah satu dari empat
keterampilan berbahasa mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia. Dengan
menulis, seseorang tepat mengungkapkan pikiran atau gagasan untuk mencapai
maksud dan tujuan.
2.2 Teks Ceramah
2.2.1 Pengertian Teks Ceramah
Ceramah dalam kamus Bahasa Indonesia adalah pidato
yang bertujuan memberikan nasehat dan petunjuk-petunjuk sementara ada audiensi yang
bertindak sebagai pendengar. Audiensi yang dimaksud disini adalah keseluruhan
untuk siapa saja, khlayak ramai, masyarakat luas, atau lazim. Jadi ceramah
adalah pidato yang bertujuan untuk memberikan nasehat kepada khalayak umum atau
masyarakat luas. Sedangkan menurut A. G. Lugandi, ceramah agama adalah suatu
penyampaian informasi yang bersifat searah, yakni dari penceramah kepada
hadirin.
2.2.2 Struktur Teks
Ceramah
Teks
pada umumnya memiliki struktur yang menjadikan teks tersebut utuh. Pada
dasarnya teks ceramah memiliki beberapa komponen yang mendukung 23 pembentukan
teks tersebut secara utuh. Berdasarkan fungsinya teks ceramah memiliki tujuan
untuk memberikan informasi dan pengetahuan. Bagian isi dan struktur teks
ceramah terdiri dari tiga bagian. Menutut Mulyadi (2017, hlm. 76) adapun
“Struktur teks ceramah meliputi pembuka, isi, dan penutup”. Isi dalam teks
ceramah harus tersusun secara berurutan berdasarkan struktur teksnya. Hal
tersebut merupakan hal yang sangat penting karena menentukan kualitas isi teks
yang saling berhubungan. Hal serupa juga terapat dalam teks ceramah, dalam
Kemendikbud (2017, hlm. 92) teks ceramah memiliki bagian-bagian tertentu, yang
melipti bagian pembuka, isi, penutup. Adapun bagian itu sebagai berikut.
1) Pembuka
Berupa pengenalan isu, masalah, ataupun pandangan pembicara tentang topik yang
akan dibahasnya. Bagian ini sama dengan isi dalam teks eksposisi, yang disebut
dengan isu.
2) Isi
Berupa rangkaian argument pembiaca berkaitan dengan pendahuluan atau tesis.
Pada bagian ini dikemukakan pula sejumlah fakta yang memperkuat
argument-argumen pembicara.
3) Penutup Berupa penegasan kembali atas
pernyataan sebelumnya.
Struktur teks ceramah terbagi menjadi tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi dan penutup. Pendahuluan biasanya mencangkup isu, permasalahan, pandangan umum. Bagian Isi berisikan pendapat yang didukung dengan fakta dalam kehidupan. Sedangkan dalam penutup merupan simpulan atau rangkuman hasil. Priyatni dan Harsiati (2017, hlm. 72) mengatakan bahwa “Struktur isi teks ceramah terdiri atas sapaan, salam pembuka, pembuka ceramah, isi ceramah, Pendahuluan (Tesis) Isi (Rangkaian Argumen) Penutup (Penegasan Kembali) a. Isu b. Permasalahan c. Pandangan Umum a. Pendapat-pendapat b. Fakta a. Simpulan b. Rangkuman 24 kalimat penutup, dan salam penutup”. Berbeda dengan yang dipaparkan oleh ahli sebelumnya bahwa, pada bagian pembuka dirincikan kembali terbagi menjadi sapaan, salam pembuka dan pembuka ceramah. Sedangkan dalam penutup dirincikan kembali dengan kalimat penutup dan salam penutup.
2.2.3Kaidah Kebahasaan Teks Ceramah
Sebuah teks memiliki kaidah kebahasaan yang
menggambarkan karakteristik dari teks tersebut. Selain itu, bahasa yang
digunakan pada teks harus dapat dipahami pembacanya. Seorang penulis harus
mampu merangkai kata demi kata sehingga pembaca mau dan tertarik untuk membaca
tulisan yang telah dirangkai oleh penulis. Tidak ketinggalan dalam penulisan,
penulis juga harus mampu menggambarkan ciri kebahasaan yang dimiliki jenis
karangan atau tulisan. Hal serupa juga berlaku pada teks ceramah, seperti yang
dikatakan Tarigan (2013, hlm. 30) “Ceramah merupakan kegiatan melaporkan, untuk
memberikan informasi, dan mebuat pengertian-pengertian atau makna-makna menjadi
jelas”. Jadi, bahasa yang digunakan dalam teks ceramah haruslah menggunakan
kata-kata atau kalimat yang mudah dan dapat dipahami pembaca atau pendengar,
agar informasi dan maknanya dapat tersampaikan dengan baik.
Karakteristik kebahasaan dalam teks ceramah
dipaparkan dalam buku Siswa oleh Kemendikbud (2017, hlm. 94) kaidah kebahasaan
sebagai berikut.
1) Menggunakan
kata ganti orang pertama (tunggal) dan kata ganti orang kedua jamak, sebagai
sapaan. Kata ganti orang pertama, yakni saya, aku.Mungkin juga kata kami
apabila penceramahnua mengatasnamakan kelompok. Teks ceramah sering kali
menggunakan kata sapaan yang ditujukan pada orang banyak, seperti hadirin,
kalian, bapak-apak, ibu-ibu, saudara-saudara.
2) Menggunakan
kata-kata teksnis atau peristilahan yang berkenaan dengan topik yang dibahas.
Dengan topik tentang masalah kebahasaan yang menjadi fokus pembahasannya,
istilah-istilah yang muncul dalam teks tesebut adalah sarkasris, eufemistis,
tata karma, kesantunan berbahasa, etika berbahasa.
3) Menggunaka kata-kata yang menunjukan hubungan
argumentasi (sebab akiat). Misalnya jika… maka, sebab, karena, degan demikian,
akibatnya, oleh karena itu. Selain itu, dapat pula digunakan kata-kata yang
menyatakan hubungan temporal ataupun perbandingan/ pertentangan, seperti
sebelum itu, kemudian, pada akhirya, sebaliknya, berbeda halnya, namun.
4) Menggunakan
kata-kata kerja mental, seperti diharapkan, memprihatinkan, memperkirakan,
mengagumkan, menduga, berpendapat, berasumsi, menyimpulkan.
5) Menggunakan
kata-kata persuasif, seperti hendaklah, sebaliknya, diharapkan, perlu, harus.
Bahasa yang digunakan dalam teks ceramah dapat
dikategorikan pada tulisan persuasif dan argumentasi. Teks ceramah menggunakan
kata ganti orang pertama dan kata ganti orang kedua jamak untuk menyapa
pendengar. Isi dari ceramah berupa ajakan atau kata persiuasif, dan berhubungan
sebab akibat. Kemudian mengandung kata kerja mental dan perbandingan atau
pertentangan. Berdasarkan pemaparan di atas bahwa dalam menyusun dan membuat
teks ceramah harus memerhatikan karakteristik bahasa yang ada dalam teks
ceramah. Adapun dalam menyampaikan informasi harus dapat diterima oleh pembaca
atau pendengar. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah penggunaan kalimat
efektif, penggunaan ejaan, dan penggunaan kata ganti. Teks ceramah juga
dikategorikan tulisan persuasif dan argumentasi.
2.3 Media video
Menurut Cheppy Riyana (2007) media video
pembelajaran adalah media yang menyajikan audio dan visual yang berisi
pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori
aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi
pembelajaran. Video merupakan bahan pembelajaran tampak dengar (audio visual)
yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan/materi pelajaran. Dikatakan
tampak dengar kerena unsur dengar (audio) dan unsur visual/video (tampak) dapat
disajikan serentak. Video yaitu bahan pembelajaran yang dikemas melalaui pita
video dan dapat 22 dilihat melalui video/VCD player yang dihubungkan ke monitor
televisi (Sungkono 2003:65). Media video pembelajaran dapat digolongkan kedalam
jenis media audio visual aids (AVA) atau media yang dapat dilihat dan didengar.
Biasanya media ini disimpan dalam bentuk piringan atau pita. Media VCD adalah
media dengan sistem penyimpanan dan perekam video dimana signal audio visual
direkam pada disk plastic bukan pada pita magnetic (Arsyad 2004:36).
2.3.1 Manfaat Media
Video
1). Menurut
Cheppy Riyana (2007:6) media video pembelajaran sebagai bahan ajar bertujuan
untuk :
1) 12). Memperjelas
dan mempermudah penyampaian pesan agar tidak terlalu verbalistis.
3). Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera peserta didik maupun instruktur.
3) 4). Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi.
2.4 Karakteristik Media
Video
Karakteristik
media video pembelajaran lainnya menurut Cheppy Riyana (2007:7) adalah sebagai
berikut:
1) 1). Televisi/video mampu membesarkan objek yang kecil terlalu kecil bahkan tidak dapat dilihat secara kasat mata/mata telanjang.
2) 12).Dengan
teknik editting objek yang dihasilkan dengan pengambilan gambar oleh kamera
dapat diperbanyak (cloning).
3) 3).Televisi/video
juga mampu memanupulasi tampilan gambar, sesekali objek perlu diberikan
manipulasi tertentu sesuai dengan tuntutan pesan yang ingin disampaikan sebagai
contoh objek-objek yang terjadi pada masa lampau dapat dimanipulasi digabungkan
dengan masa sekarang.
4) 4).Televisi/video mampu membuat objek menjadi still picture artinya gambar/objek yang ditampilkan dapat disimpan dalam durasi tertentu dalam keadaan diam.
5) 5).Daya tarik yang luar biasa televisi/video mampu mempertahankan perhatian siswa/audience yang melihat televisi/video dengan baik dibandingkan dengan mendengarkan saja yang hanya mampu bertahan dalam waktu 25-30 menit saja.
6 6). Televisi/video mampu menampilkan objek gambar dan informasi yang paling baru, hangat dan actual (immediacy) atau kekinian.
Sedangkan karakteristik media video pembelajaran
menurut Azhar Arsyad (2004: 37-52) adalah sebagai berikut:
1) Dapat
disimpan dan digunakan berulang kali.
2) Harus
memiliki teknik khusus, untuk pengaturan urutan baik dalam hal penyajian maupun
penyimpanan.
3) Pengoperasiannya
relatif mudah
4) Dapat menyajikan peristiwa masa lalu atau
peristiwa di tempat lain.
2.5 Pembelajaran
Menulis Teks Ceramah Dengan Media Video
Pembelajaran menulis teks ceramah
menggunakan media berbasis video, membuat siswa terlibat antusias dan
bersemangat dalam kegiatan. pembelajaran. Siswa disajikan video yang berisi
tayangan orang saat berceramah. Siswa
melihat, mengamati dan mendiskusikan video tersebut bersama guru dan teman,
Setelah siswa memperoleh informasi, siswa akan mengolah data dan menuangkannya
dalam bentuk teks ceramah.
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan
di kelas XI TKRE SMK Ma’arif Salam yang berlokasi di Jalan Citrogaten, Salam,
Magelang. Alasan memilih sekolah dan kelas ini sebagai tempat penelitian karena
di SMK Ma’arif Salam terutama XI TKRE mengalami
kesulitan dalam pembelajaran menulis teks ceramah. Penelitian ini dilaksanakan
di kelas XI TKRE SMK Ma’arif Salam. Siswa kelas XI TKRE berjumlah 36, laki-laki
35siswa dan perempuan 1 siswa.
2. Waktu Penelitian
Rencana tahap pengajuan hingga tahap
pelaporan membutuhkan waktu kurang lebih 3 bulan. Terhitung sejak awal bulan
Januari 2019 dan berakhir 25 Maret
2020. Kegiatan-kegiatan dalam waktu tersebut mencakup pengamatan awal,
persiapan, pelaksanaan, hingga penyelesaian penyusunan laporan. Waktu
penelitian akan terus dilanjutkan hingga data diperoleh secara lengkap.
3.
Subjek
Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini
adalah siswa kelas XI TKRE SMK Ma’arif Salam. Siswa tersebut berjumlah 36 yang terdiri dari 1 siswa perempuan dan 35
siswa laki-laki.. Alasan memilih siswa kelas ini sebagai subjek peneliitian
karena kondisi siswa yang kesulitan dalam menulis teks eksplanasi dan rendahnya
minat siswa dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi.
4. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan
prosedur penelitian tindakan kelas (PTK) yang digunakan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran baik proses maupun hasil. (Suwandi, 2008: 16) menyatakan
bahwa penelitian tindakan kelas adalah tindakan nyata yang dilakukan guru (dan
bersama pihak lainnya) untuk memecahkan masalah yang dialami dalam proses
belajar mengajar. Selanjutnya, (Arikunto, dkk 2006: 62) melaluiPinastiti 2019)
berpendapat bahwa karakteristik 29 penelitian tindakan kelas antara lain: (1)
adanya tindakan yang nyata yang dilakukan dalam situasi yang dialami dan
ditujukan untuk menyelesaiakn masalah; (2) menambah wawasan keilmiahan dan
keilmuan; (3) sumber permasalahan berasal dari masalah yang dialami guru dalam
pembelajaran; (4) permasalahan yang diangkut bersifat sederhana, nyata, jelas,
dan penting; (5) adanya kolaborasi antara praktikan dan peneliti; (6) ada
tujuan penting dalam pelaksanaan PTK, yaitu meningkatkan profesionalisme guru,
ada keputusan kelompok, bertujuan untuk meningkatkan dan menambah pengetahuan.
Dalam PTK ini digunakan media video
untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran menulis teks ceramah siswa.
Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan
media video dalam pembelajaran menulis teks ceramah
5.
Prosedur
Penelitian
a. Prosedur Tindakan
Siklus I Dalam penelitian tindakan kelas siklus
I terdapat empat tahapan yang harus dilakukan. Berikut ini diuraikan
tahapan-tahapan rencana tindakan dalam penelitian siklus I.
Desain penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah “One Groups Pretest-Posttest Design”, yaitu desain
penelitian yang terdapat pretest sebelum diberi perlakuan dan posttest setelah
diberi perlakuan. Dengan demikian dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
membandingkan sesudah dengan sebelum diadakan perlakuan (Sugiyono, 2001: 64).
Rumus
One Groups Pretest-Posttest Design :
Keterangan :
1.
O1 merupakan pre test
2.
X merupakan treatment
3.
O2 merupakan post test
Desain Penelitian

S =Sampel
Pretest =Tes
awal ketrampilan menulis eksplanasi
Treatmen
=Latihan
ketrampilan menulis teks eksplanasi dengan metode Problem Based Learnin
Posttest =Tes
akhir ketrampilan menulis eksplanasi
b. Prosedur Tindakan Siklus II
Langkah yang dilaksanakan dalam siklus II merupakan langkah yang sama seperti
pada siklus I namun dengan penyempurnaan dari siklus I.
.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Hasil Penelitian
1.
Hasil
Tindakan Siklus I
Tahap pada
siklus pertama kompetensi dasar yang digunakan adalah 4.6 Mengkonstruksi ceramah tentang
permasalahan aktual dengan memerhatikan aspek kebahasaan dan menggunakan
struktur yang tepat, Berdasarkan kompetensi dasar tersebut, guru
merumuskan indikator :
1.
Menentukan
permasalahan aktual.
2.
Menulis teks ceramah
berdasarkan struktur dan kaidah.
3.
Siswa memperoleh hasil
yang meningkat dan mencapai rata-rata sesuai batas minimal ketuntasan belajar
sebesar 75.
a.
Tahap
Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan yaitu tahap
melaksanakan pembelajaran menulis teks eksplanasi. Siklus I pada penelitian ini
dilaksanakan dalam satu kali pertemuan, pada hari Kamis, 17 Januari 2019.
Kompetensi dasar yang dipelajari siswa adalah menulis teks ceramah. Dalam
pelaksanaan pembelajaran digunakan media video. Adapun langkah-langkah
pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut:
a) Guru
menyampaikan kompetensi dasar pembelajaran yang akan dilaksanakan serta
mengaitkannya dalam kehidupan nyata. Dengan menyampaikan kompetensi dasar di
awal pembelajaran, diharapkan siswa memiliki gambaran apa yang akan ia pelajari
pada hari itu. Kompetensi dasar disampaikan melalui metode ceramah.
b) Selanjutnya,
guru menerangkan secara singkat untuk memberikan penguatan mengenai pengertian,
struktur dan kaidah yang terdapat dalam teks ceramah.
c) Guru
juga menerangkan bagaimana cara menulis teks ceramah dengan benar yaitu dengan
menentukan topik, membuat kerangka karangan kemudian mengembangkannya menjadi
sebuah teks eksplanasi yang utuh.
d) Siswa
disajikan sebuah video ceramah.
e) Selanjutnya,
guru mengajak siswa untuk berdiskusi berkaitan video yang diputar.
f) Siswa
menuliskan hasilnya.
b.
Hasil
Dari pertemuan siklus I, terdapat beberapa
perubahan dalam pembelajaran yaitu dari keterampilan menulis teks ceramah
siswa. Dengan adanya perubahan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
menulis teks ceramah dengan menggunakan media video telah mengalami peningkatan
hasil, walaupun belum maksimal. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil
menulis teks ceramah siswa diketahui 27 dari 36 siswa (75%) sudah mampu menulis
teks eksplanasi dengan baik dan telah mencapai batas nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Sedangkan 9 siswa (25%) masih mendapat nilai di bawah KKM. Nilai
ini diperoleh dari nilai keseluruhan aspek yang telah ada dalam pedoman
penskoran.
Distribusi
Frekuensi Nilai Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi
Interval |
F
Absolut |
f
Relatif % |
45-50 |
0 |
0 |
51-55 |
0 |
0 |
56-60 |
0 |
0 |
61-65 |
3 |
8% |
66-70 |
5 |
14% |
71-75 |
1 |
3% |
76-80 |
10 |
28% |
81-85 |
9 |
25% |
86-90 |
8 |
22% |
c.
Refleksi
Refleksi tindakan siklus I ini berisi
hasil pengamatan tindakan kelas yang telah dilakukan. Diperoleh beberapa hal
sebagai masukan untuk perbaikan pada pelaksanaan siklus selanjutnya, yaitu
sebagai berikut:
1) Siswa
belum terbiasa menemukan sendiri ide atau gagasan pada penelitian teks ceramah karena
siswa belum mendapat bimbingan secara menyeluruh dalam penelitian teks ceramah.
2) Masih terdapat beberapa siswa yang belum
mencapai nilai ketuntasan minimal, hal ini menunjukkan bahwa siswa masih
kesulitan dalam menulis teks ceramah.
d.
Rekomendasi
Tindakan Siklus II
1) Guru
membuka komunikasi yang lebih akif dan memberikan bimbingan secara menyeluruh.
2.
Hasil
Tindakan Siklus II
a.
Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus kedua
diawali dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Kompetensi
dasar yang digunakan adalah mengkonstruksiceramah
tentang permasalah aktual dengan memerhatikan aspek kebahasaan dan menggunakan
struktur yang tepat, guru merumuskan indikator sebagai berikut:
1)
Siswa memahami struktur
isi teks ceramah;
2)
Siswa mampu menulis
teks ceramah sesuai struktur;
3)
Siswa memperoleh hasil
yang meningkat dan mencapai rata-rata sesuai batas minimal ketuntasan belajar
sebesar 75
Sesuai dengan refleksi pada siklus
pertama, tindakan pada siklus kedua diperbaiki pada komunikasi yang aktif dan
bimbingan yang menyeluruh.
b.
Pelaksanaan
Siklus kedua ini hanya dilakukan sekali
pertemuan karena dirasa cukup. Siklus dua dilaksanakan pada hari Kamis, 7
Februari 2019 pukul 08.30-10.00.
Guru memulai pembelajaran dengan
menyampaikan kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, dan kegiatan apa yang
hendak dilakukan pada pertemuan hari ini. Apersepsi disampaikan dengan metode
ceramah. Pertemuan pada siklus kedua ini, seluruh siswa akan menulis teks
ceramah dengan media video .
1) Guru
membuka komunikasi yang lebih akif dan memberikan bimbingan secara menyeluruh.
3) Siswa
menuliskan hasilnya.
c.
Hasil
Berdasarkan hasil
menulis teks eksplanasi 36 siswa diketahui bahwa 36 siswa sudah mencapai batas
nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini menunjukkan bahwa (100%) sudah
lulus dalam menulis teks eksplanasi.. Nilai ini diperoleh dari nilai keseluruhan
aspek yang telah ada dalam pedoman penskoran.
Distribusi
Frekuensi Nilai Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi
Interval |
F
Absolut |
f
Relatif % |
45-50 |
0 |
0% |
51-55 |
0 |
0% |
56-60 |
0 |
0% |
61-65 |
0 |
0% |
66-70 |
0 |
0% |
71-75 |
0 |
0% |
76-80 |
2 |
6% |
80-85 |
4 |
11% |
86-90 |
20 |
55% |
91-95 |
6 |
17% |
95-100 |
4 |
11% |
d.
Refleksi
Refleksi tindakan
siklus II ini berisi hasil pengamatan tindakan kelas yang telah dilakukan.
Diperoleh beberapa hal sebagai berikut:
1) Pembelajaran
pada siklus II lebih baik jika dibandingkan dengan pembelajaran tindakan kelas
pada siklus I. Dapat dilihat dari meningkatnya nilai rata-rata siswa.
2) Seluruh
siswa telah mampu melampaui batas ketuntasan minimal.
3) Kelas
lebih kondusif. Dapat dilihat dari tidak adanya siswa yang bicara sendiri dan
melakukan aktivitas yang tidak berhubungan dengan pembelajaran.
4) Ide
dan gagasan siswa lebih muncul dan berkembang.
3.
Perbandingan
Hasil Tindakan tiap Siklus
2) Pada
siklus I ini menunjukkan bahwa dari 36
siswa mencapai batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam menulis teks
ceramah setelah menggunakan media video masih terdapat 9 siswa yang belum
tuntas KKM. Menurut hasil analisis, siswa masih kesulitan mengembangkan ide
atau gagasannya. Permasalahan ini kemudian di cari solusinya dan diperbaiki
pada siklus II. Dalam siklus II, guru membuka komunikasi yang lebih akif dan
memberikan bimbingan secara menyeluruh.
Berdasarkan tindakan yang telah
dilakukan pada siklus II, diketahui bahwa pembelajaran menulis teks ceramah
dengan menggunakan media video berhasil dilaksanakan. Telah terjadi peningkatan
minat dan keterampilan siswa dalam menulis teks ceramah. Pada siklus II ini,
minat dan keaktifan siswa meningkat (100%) berhasil mencapai batas nilai KKM.
Pembelajaran menulis teks ceramah dengan
menggunakan media video terbukti mampu meningkatkan ketrampilan siswa dalam Mengkonstruksi
ceramah tentang permasalahan actual dengan memerhatikan aspek kebahasaan
dan menggunakan struktur yang tepat. Media video dapat merangsang siswa
untuk menemukan ide atau gagasannya sendiri dalam menulis teks ceramah sehingga
meningkatkan hasil atau nilai menulis teks ceramah siswa.
BAB
V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A.Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah
dilaksanakan, dapat ditarik simpulan bahwa penggunaan media video dapat
meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis teks ceramah.
Peningkatan tersebut terlihat dari berhasilhnya proses dan hasil belajar siswa
dalam menulis teks ceramah menggunakan media video. Persentase minat siswa
meningkat dari 675% di siklus I menjadi 100% di siklus II.
Penerapan media video memacu guru untuk
lebih kreatif dan terampil dalam mengelola kelas. Guru tidak lagi menerapkan
metode konvensional yang menjadikan guru sebagai pusat dalam pembelajaran di
kelas. Hal ini membuat siswa menjadi tidak bosan karena guru hanya berperan
sebagai fasilitator, sedangkan siswa yang terus aktif dalam pemebalajaran.
Penggunaan media yang merangsang siswa untuk menemukan ide atau gagasannya
sendiri sangat membantu siswa dalam menulis teks ceramah.
B.
Implikasi
Penggunaan media video dalam pembelajaran
menulis teks ceramah dapat meningkatkan keterampilan menulis teks ceramah.
Dengan menggunakan media video untuk meningkatkan minat siswa dalam
pembelajaran dan keterampilan menulis teks ceramah sebagai implikasi dari
penelitian tindakan kelas..
C. Saran
Keterampilan menulis teks ceramah yang sudah baik harus terus dipertahankan dan
ditingkatkan. Diharapkan penelitian ini tidak menjadi angin lalu namun dapat
berkesan dalam menulis teks ceramah yang
baik dan benar. Selain itu, langkah menulis teks yang benar yang telah
diajarkan melalui penelitian ini dapat menjadi metode yang mampu diaplikasikan
dalam pembelajaran.
DAFTAR
PUSTAKA
Cheppy
Riyana. 2007. Pedoman Pengembangan Media Video. Jakarta: P3AI UPI.
Dimyati,
Mudjiono.2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Daryanto.
2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Kemendigbud.
(2014). Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI
Semester 1.Jakarta:Kemendigbud
Kemdigbud. (2017). Bahasa Indonesia
SMA/MA/SMK//MAK/ Kelas XI. Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang Kemdigbud.
Jakarta.
Suharsimi
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Yeti
Nurhayati. Aku Bisa Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Leuser Cipta Pustaka,
Departemen Pendidikan Nasional, 2009
R.
Ibrahim dan Nana Syaodih S. 1993. Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka
Cipta.
Tarigan.
Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa, 2008
Tim
Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1991. Kamus Besar bahasa Indonesia edisi
Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.